Mati Sughra dan Mati Kubra: Perbedaan dan Maknanya dalam Islam


Mati Sughra dan Mati Kubra adalah dua jenis kematian yang sering dibahas dalam ajaran Islam, dengan makna dan penjelasan yang mendalam. Dalam konteks ini, kita akan membahas perbedaan antara keduanya, serta makna dari tidur yang sering dianggap sebagai "kematian kecil".

Apa Itu Mati Sughra?

Mati Sughra atau kematian kecil merujuk pada keadaan tidur. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Tirmidzi, ketika seseorang tidur, ruhnya diangkat oleh Allah. Tidur disebut sebagai kematian kecil karena ruh seseorang sementara terpisah dari tubuhnya, namun tubuhnya masih hidup.

Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surah Az-Zumar ayat 42:

“اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَىٰ عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَىٰ إِلَىٰ أَجَلٍ مُّسَمًّى إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ”
(Q.S. Az-Zumar: 42)

“Allah memegang nyawa (seseorang) pada saat kematiannya dan nyawa (seseorang) yang belum mati ketika dia tidur; maka Dia tahan nyawa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan.” (Q.S. Az-Zumar: 42)

Hadis tentang Mati Sughra

Rasulullah SAW mengajarkan doa untuk menyadarkan kita akan Mati Sughra saat tidur. Dalam sebuah hadis, beliau bersabda:

“الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ”
(H.R. Bukhari)

“Segala puji bagi Allah, yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami dan kepada-Nya lah kami dibangkitkan.” (H.R. Bukhari)

Doa ini mengajarkan bahwa tidur merupakan proses "kematian kecil", di mana ruh kita diambil sementara waktu sebelum dikembalikan saat kita bangun. Tidur adalah kesempatan bagi kita untuk merenung dan bersyukur atas kehidupan yang diberikan oleh Allah.

Perbedaan Mati Sughra dan Mati Kubra

Sedangkan Mati Kubra adalah kematian yang sesungguhnya, yang menandai berakhirnya kehidupan duniawi seseorang. Setelah kematian besar ini, ruh tidak akan kembali ke tubuh seperti halnya tidur.

Allah berfirman dalam Surah Al-An'am ayat 60-61:

“وَهُوَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُمْ بِالْلَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ فَيَبْعَثُكُمْ فِيهِ لِيُقَضَىٰ أَجَلٌ مُّسَمًّى ثُمَّ إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ”
(Q.S. Al-An'am: 60-61)

“Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur(mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allahlah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan.” (Q.S. Al-An'am: 60-61)

Mati Sughra Sebagai Pengingat

Meskipun Mati Sughra bukan kematian yang sesungguhnya, itu menjadi pengingat bagi kita bahwa kehidupan ini sementara. Kita tidak tahu kapan kematian besar (Mati Kubra) akan datang. Hal ini mengajarkan kita untuk selalu siap dan bertaubat sebelum terlambat.

Makna Doa Sebelum Tidur

Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah SAW sebelum tidur adalah doa yang menunjukkan pasrah kepada Allah dalam hal hidup dan mati:

“بِاسْمِكَ اللهم أموت وأحيا”
(H.R. Bukhari)

“Dengan nama-Mu ya Allah, aku hidup dan aku mati.” (H.R. Bukhari)

Dalam hadis lainnya, Rasulullah juga mengajarkan untuk berwudhu sebelum tidur dan berbaring di sisi kanan tubuh:

“إِذَا أَتَيْتَ مَرَافِقَكَ فَتَوَضَّأْ كَمَا تَوَضَّأْتَ لِلصَّلَاةِ، ثُمَّ تَرَاجَعْ عَلَىٰ جَنْبِكَ الْيَمِينِ.”
(H.R. Bukhari)

“Jika kamu mendatangi tempat tidurmu maka wudhulah seperti wudhu untuk shalat, lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmu.” (H.R. Bukhari)

Hal ini menunjukkan pentingnya tidur sebagai waktu yang penuh dengan makna spiritual dan sebagai pengingat akan kematian.

Kematian Kecil yang Menyertai Kematian Besar

Tidur bisa menjadi jalan menuju kematian besar. Ada kasus-kasus di mana seseorang tidur namun tidak bangun lagi, tanda bahwa ajalnya telah datang. Karena itu, penting bagi kita untuk selalu ingat pada dosa-dosa kita, beristighfar, dan memohon ampunan kepada Allah setiap kali hendak tidur. Imam Al-Ghazali mengajarkan untuk selalu berdoa dan mempersiapkan diri seolah-olah tidur ini adalah yang terakhir.

“اللهم إني أسلمت وجهي إليك، وفوضت أمري إليك، وألجأت ظهري إليك، رغبة ورهبة إليك، لا ملجأ ولا منجى منك إلا إليك، آمنت بكتابك الذي أنزلت، ونبيك الذي أرسلت.”
(H.R. Bukhari Muslim)

“Ya Allah, aku menyerahkan diriku kepada-Mu, aku menyerahkan urusanku kepada-Mu, aku menghadapkan wajahku kepada-Mu, aku menyandarkan punggungku kepada-Mu, karena senang (mendapatkan rahmat-Mu) dan takut pada (siksaan-Mu). Tidak ada tempat perlindungan dan penyelamatan dari (ancaman)-Mu, kecuali kepada-Mu. Aku beriman pada kitab yang telah Engkau turunkan, dan (kebenaran) Nabi-Mu yang telah Engkau utus.” (H.R. Bukhari Muslim)

Dalam Islam, tidur dianggap sebagai Mati Sughra—kematian kecil yang mengingatkan kita akan kematian yang lebih besar (Mati Kubra). Keduanya mengajarkan kita untuk selalu siap menghadapi takdir Allah dengan penuh keikhlasan dan kesadaran. Sebelum tidur, mari kita refleksikan diri kita dengan berdoa, beristighfar, dan memohon ampunan. Tidur bukan hanya sekadar istirahat fisik, tetapi juga kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Tidak ada komentar untuk "Mati Sughra dan Mati Kubra: Perbedaan dan Maknanya dalam Islam"