Penyesalan: Kisah Inspiratif dan Hikmah untuk Memperbaiki Diri Sebelum Terlambat

Penyesalan

Suatu hari, Abu Ishaq as-Sabi’i menangis. Ketika ditanya, “Mengapa Anda menangis?” Ia menjawab, “Kekuatanku telah hilang. Shalat telah luput dariku. Aku tak sanggup lagi shalat sambil berdiri lama kecuali hanya dengan membaca surat al-Baqarah dan Ali Imran saja.” (Ibn Hibban, Ats-Tsiqat, 8/76).

Masya Allah! Sungguh mengagumkan keadaan salafush-shalih. Mereka menyesali sesuatu yang mereka anggap kecil. Padahal itu adalah sesuatu yang sangat berat untuk kita lakukan saat ini.

Makna Penyesalan

Penyesalan adalah hal yang lumrah dan pernah dialami oleh siapapun. Namun, yang berbeda adalah perkara yang disesalkan. Ada yang menyesal karena perkara duniawi seperti kehilangan harta, pendidikan, atau kesempatan hidup yang lebih baik. Namun, sangat jarang orang menyesal karena kurangnya agama dalam kehidupannya.

Penyesalan Perkara Duniawi

  • Menyesal miskin karena melewatkan peluang menjadi kaya.
  • Menyesal berpendidikan rendah karena melewatkan kesempatan belajar.
  • Menyesal kehilangan jabatan, karir, atau orang tercinta.

Penyesalan Perkara Agama

  • Menyesal karena terlambat shalat berjamaah.
  • Menyesal terlalu sedikit membaca Al-Qur'an.
  • Menyesal terlalu sedikit menyisihkan waktu untuk belajar agama.

Penyesalan semacam ini jarang dirasakan. Sementara itu, orang-orang seperti Abu Ishaq as-Sabi’i atau Imam al-Ghazali menyesal bahkan atas hal kecil yang berkaitan dengan ibadah mereka, yang justru merupakan hal besar bagi kita.

Penyesalan yang Terlambat

Penyesalan yang terlambat, seperti di akhirat, tidak akan membawa manfaat. Firman Allah SWT menegaskan:

  • "Pada hari itu sadarlah manusia, tetapi kesadarannya itu tidaklah berguna lagi bagi dirinya." (QS al-Fajr [89]: 23-24).
  • "Orang kafir ingin sekali sekiranya dia dapat menebus dirinya dari azab hari itu dengan anak-anaknya, istrinya, saudaranya, dan keluarganya." (QS al-Ma’arij [70]: 11-14).

Nabi Muhammad SAW Tentang Penyesalan

Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah seseorang mati melainkan ia akan menyesal.” Ketika ditanya, “Apa penyesalannya?” Beliau menjawab, “Jika ia orang baik, ia menyesal mengapa tidak lebih banyak lagi (kebaikannya). Jika ia orang jahat, ia menyesal mengapa tidak segera meninggalkan (kejahatannya).” (HR at-Tirmidzi).

Kesimpulan

Kita harus segera bertobat sebelum terlambat, meninggalkan maksiat, dan memperbanyak amal shalih. Hidup ini adalah persiapan untuk akhirat, tempat di mana segala penyesalan tidak lagi berguna. Maka, jadikan takwa sebagai bekal untuk mendapatkan kebahagiaan abadi di sisi Allah SWT.

Wa ma tawfiqi illa bilLah. [Arief B. Iskandar]

Tidak ada komentar untuk "Penyesalan: Kisah Inspiratif dan Hikmah untuk Memperbaiki Diri Sebelum Terlambat"