Balasan bagi Kaum yang Bertakwa: Sebuah Gambaran Surga yang Hakiki

 Tentu, mari kita telaah bersama tafsir QS Al-Mursalat ayat 41-45 ini agar lebih mudah dipahami dan disampaikan kembali

QS Al-Mursalat ayat 41-45 memberikan gambaran yang indah tentang balasan bagi orang-orang bertakwa di akhirat, sekaligus kontrasnya dengan nasib para pendusta. Ayat-ayat ini juga menyajikan beberapa pelajaran penting mengenai amal perbuatan dan rahmat Allah.

إِنَّ ٱلۡمُتَّقِينَ فِي ظِلَٰلٖ وَعُيُونٖ ٤١  وَفَوَٰكِهَ مِمَّا يَشۡتَهُونَ ٤٢ كُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ هَنِيٓ‍َٔۢا بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ ٤٣  إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجۡزِي ٱلۡمُحۡسِنِينَ ٤٤ وَيۡلٞ يَوۡمَئِذٖ لِّلۡمُكَذِّبِينَ ٤٥

"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam naungan (yang teduh) dan (di sekitar) mata air-mata air. Dan (mendapat) buah-buahan dari (macam-macam) yang mereka ingini. (Dikatakan kepada mereka), 'Makan dan minumlah kamu dengan enak karena apa yang telah kamu kerjakan.' Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan." (QS Al-Mursalat: 41-45)

Pelajaran Penting dari Ayat-Ayat Ini

 * Kontras yang Mencolok: Naungan Sejati dan Mata Air Surga

   Balasan bagi orang-orang bertakwa sangatlah berbeda dengan balasan bagi orang-orang kafir. Jika di neraka orang kafir mendapatkan "naungan tiga cabang" yang tidak bisa melindungi dari panas api dan dahaga, maka bagi orang-orang bertakwa, Allah menyediakan naungan yang teduh (ظِلَٰلٍ) dan mata air yang menyegarkan (عُيُونٍ). Naungan ini benar-benar melindungi dan mata airnya menghilangkan dahaga, membatasi mereka dari kobaran api neraka. Ini menunjukkan bahwa setiap kenikmatan di surga adalah kebalikan mutlak dari penderitaan di neraka.

 * Surga adalah Tempat Segala Keinginan Terkabul

   Ayat 42 menyebutkan, "Dan (mendapat) buah-buahan dari (macam-macam) yang mereka ingini (وَفَوَٰكِهَ مِمَّا يَشۡتَهُونَ)." Ini bukan hanya tentang lezatnya buah-buahan yang tersedia, tetapi juga tentang segala buah apa pun yang terlintas dalam hati dan pikiran penghuni surga akan mereka dapatkan. Lebih dari itu, Al-Qur'an dalam ayat lain (QS Fushshilat: 31-32; QS Az-Zukhruf: 71) menegaskan bahwa semua yang mereka inginkan dan angankan akan diperoleh di dalam surga. Ini adalah janji bahwa di surga, tidak ada keinginan yang tidak terpenuhi.

 * Balasan di Akhirat adalah Buah dari Amal di Dunia

   Ayat 43 menegaskan, "(Dikatakan kepada mereka), 'Makan dan minumlah kamu dengan enak karena apa yang telah kamu kerjakan (بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ).'" Frasa "بِمَا" (bima) berarti "disebabkan oleh" atau "karena". Ini jelas menunjukkan bahwa segala kenikmatan surga yang diterima adalah hasil dari amal saleh yang telah dikerjakan selama hidup di dunia. Begitu pula sebaliknya, siksa neraka bagi para pendosa adalah akibat dari perbuatan buruk mereka di dunia.

   Namun, penting untuk memahami hubungan antara amal perbuatan dan rahmat Allah. Hadis Nabi Muhammad saw. dari Jabir ra. menyatakan:

   لَا يُدْخِلُ أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ وَلَا يُجِيرُهُ مِنْ النَّارِ وَلَا أَنَا إِلَّا بِرَحْمَةٍ مِنْ اللَّهِ

   "Tidak ada amalan seorang pun yang bisa memasukkan dirinya ke dalam surga dan menyelamatkan dia dari neraka, tidak juga denganku, kecuali dengan rahmat dari Allah." (HR Muslim)

   Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa ayat-ayat Al-Qur'an yang menyatakan amal memasukkan ke surga dan hadis ini tidak bertentangan. Maknanya adalah: masuk surga itu disebabkan oleh amal, namun taufik (kemudahan) untuk beramal dan keikhlasan dalam beramal itu sendiri adalah murni karena rahmat dan karunia Allah. Jadi, amal kita adalah sebab, tetapi keberhasilan amal itu diterima dan berujung pada surga adalah karena rahmat Allah. Pada akhirnya, kita masuk surga adalah karena rahmat Allah yang melimpahkan taufik untuk beramal baik.

 * Persamaan Balasan antara Al-Muttaqin (Orang Bertakwa) dan Al-Muhsinin (Orang yang Berbuat Kebaikan)

   Ayat 44 menyatakan, "Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik (إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجۡزِي ٱلۡمُحۡسِنِينَ)." Ini menunjukkan bahwa balasan surga yang diberikan kepada "Al-Muttaqin" (orang-orang yang bertakwa) juga akan diberikan kepada "Al-Muhsinin" (orang-orang yang berbuat kebaikan). Meskipun ada sedikit perbedaan makna antara takwa dan ihsan, ayat ini menegaskan bahwa keduanya akan menerima balasan yang sama, yaitu surga dan kenikmatannya. Ini menandakan bahwa baik ketaatan dalam menjauhi larangan (takwa) maupun berbuat kebaikan secara maksimal (ihsan) adalah jalan menuju surga.

QS Al-Mursalat 41-45 adalah pengingat bahwa tujuan utama kehidupan seorang Muslim adalah meraih ridha Allah dan surga-Nya. Dengan menjalankan ketakwaan dan senantiasa berbuat ihsan, insya Allah kita akan termasuk golongan yang mendapatkan balasan naungan yang teduh, mata air yang menyegarkan, dan segala buah-buahan yang diinginkan di surga-Nya.

Semoga penjelasan ini mudah dipahami. Ada pertanyaan lain terkait tafsir ini?