Sanad Keilmuan HT

Oleh: Irkham Fahmi Al-Anjatani

Beberapa bulan terakhir, jagat dakwah di dunia maya disuguhkan pernyataan-pernyataan guru kami yang mulia, Buya Yahya (Pembina LPD Al-Bahjah Cirebon), mengenai sanad keilmuan Hizbut Tahrir (HT).

Sanad Keilmuan HT Menurut Buya Yahya

Meskipun beliau tidak secara langsung menyatakan bahwa pemikiran-pemikiran HT tidak memiliki sanad keilmuan yang jelas, namun tersirat pandangan bahwa HT dilihat kurang memiliki sanad keilmuan yang mutashil hingga para ulama salaf dan bahkan dianggap anti-madzhab. Menurut orang-orang HTI, beberapa tahun lalu mereka pernah bertemu Buya Yahya, dan ketika ditanya mengenai akidah mereka, jawaban spontan "Akidah Islamiyyah" tampaknya tidak sepenuhnya diterima Buya Yahya, mungkin karena tidak spesifik menyebut akidah Ahlussunnah Wal Jama’ah yang meliputi pandangan Asy’ari atau Maturidi, serta madzhab-madzhab fiqih dan tasawuf tertentu.

Namun, jawaban itu sebetulnya sederhana dan tidak sepatutnya menjadi bahan tuduhan. Banyak syabab (pemuda) HTI yang aktif dalam pengajian Al-Bahjah dan sejalan dengan pemahaman yang diajarkan. Untuk itu, penulis mencoba mengklarifikasi berbagai sangkaan terhadap HTI sebagai bentuk kecintaan kepada guru tercinta, Buya Yahya.

Prinsip Sanad Keilmuan Hizbut Tahrir

HT didirikan oleh Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani yang merupakan pewaris ilmu dari ayah dan kakeknya, Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani, seorang ulama besar yang dikenal dan bahkan berguru pada Hujjatul Ilmi Syaikh Syamsuddin al-Ambabi as-Syafi’i, guru besar Universitas Al-Azhar. Dalam sanad keilmuan, Syaikh Taqiyuddin mendapat pendidikan formal di Al-Azhar dan dibimbing langsung oleh gurunya hingga ia lulus dan mengajar sebagai Qadhi sebelum mendirikan HT.

Keunikan HT terletak pada proses belajar yang ketat. Hanya para musyrif (pembimbing) yang telah mendapatkan izin mengajar yang bisa memberi halqah (pengajian) kepada anggota. Dengan demikian, ilmu yang diajarkan tersambung langsung dari kitab-kitab karya pendiri HT, Syaikh Taqiyuddin, hingga silsilah sanad keilmuannya sampai kepada Nabi Muhammad saw.

Proses Rekrutmen dan Pembelajaran di Hizbut Tahrir

Dalam perekrutan anggota, HT tidak sembarangan. Calon anggota harus mengikuti halaqah (pengkajian) selama 3-4 tahun dengan materi utama dari kitab-kitab karya pendiri HT. Dalam kajian ini, anggota diberi kebebasan untuk mengkritisi dan bertanya hingga mereka memahami betul dasar pemikiran HT. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami nash-nash syara', sebagaimana dijelaskan oleh ulama Syaikh Nashir Al-Asad yang menekankan pentingnya sanad dan belajar di majelis bersama para ulama.

Kesimpulan

Penjelasan mengenai proses menegakkan Khilafah dan asas-asas dakwah Hizbut Tahrir sudah terang dalam kitab-kitab HT dan didukung dalil-dalil syara’. Semoga dengan memahami kajian ini, kita bisa saling merajut ukhuwah dan membangun dakwah bersama demi tegaknya Islam. 


Semoga Kita Bisa Merajut Ukhuwah & Membangun Dakwah

Tidak ada komentar untuk "Sanad Keilmuan HT"