Doom Spending dan Dampaknya pada Generasi Z
Misalnya kalau dia punya penyakit, ternyata sembuhnya dengan tiba-tiba. Marketer mengatakan, "Enggak, ini lebih dahsyat," meskipun belum dapat dibuktikan. Tapi apa yang dia sampaikan itu memberikan pengaruh, jadi memang pengaruh itu luar biasa. Dan pengaruh yang diberikan dalam dunia marketing adalah pengaruh untuk membeli sesuatu. Sejak kapan kita butuh handphone? Handphone sudah punya satu, beli lagi yang kedua.
Doom Spending: Definisi dan Karakteristik
Doom spending adalah perilaku belanja impulsif yang dilakukan seseorang tanpa berpikir panjang. Laku ini juga bisa terjadi sebagai reaksi terhadap perasaan negatif, stres, kecemasan, atau ketidakpastian di masa depan. Ternyata sedang mengejala di Gen Z, pengaruh media sosial, fenomena FOMO, promo, pengaruh selegam influencer dan iklan.
Faktor Penyebab Doom Spending
- Pengaruh Media Sosial
- Fenomena FOMO (Fear of Missing Out)
- Promo dan Diskon yang Menarik
- Pengaruh Influencer dan Iklan
Dampak Negatif Doom Spending
- Hilangnya Investasi Masa Depan
- Kebiasaan Konsumtif yang Berlebihan
- Ketidakmampuan Mengelola Keuangan
Jadi, Doom spending ini bukan perkara sederhana. Ini sudah terhubung dengan masalah yang bersifat akidah. Dia takut tentang masa depan, dia takut tentang rezeki. Imam Syafi'i menyandingkan antara ajal dan rezeki. Gimana tuh maksudnya? Selama orang masih belum mendapatkan ajalnya, maka rezeki yang akan terus diturunkan oleh Allah.
Perspektif Islam dalam Mengatasi Doom Spending
Dalam Islam, ada pengaturan mengenai manajemen keuangan yang dapat membantu mengatasi Doom spending. Berikut adalah beberapa poin penting:
- Nafkah: Kewajiban pertama adalah nafkah, terutama bagi laki-laki sebagai kepala rumah tangga.
- Membayar Hutang: Kewajiban kedua adalah membayar hutang. Rasulullah SAW pernah tidak mau menyalati jenazah karena masih tersangkut hutang, dan baru setelah ada yang bersedia menanggung hutangnya beliau menyalatinya.
- Zakat dan Infak: Setelah nafkah dan hutang, kewajiban berikutnya adalah zakat dan infak. Infak di jalan Allah adalah pengeluaran yang mubah dan dapat mendatangkan pahala.
Dengan memahami dan mengimplementasikan prinsip-prinsip ini, generasi muda dapat mengelola keuangan mereka dengan lebih baik dan terhindar dari Doom spending.
Peran Orang Tua dan Lingkungan
Orang tua memiliki peran penting dalam mendidik anak-anak mereka untuk mengelola keuangan dengan bijak. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil:
- Pendidikan Finansial: Mengajarkan anak tentang pentingnya menabung dan mengelola uang sejak dini.
- Menciptakan Lingkungan Kondusif: Lingkungan yang mendukung nilai-nilai keislaman dan disiplin finansial.
- Menjadi Contoh: Orang tua harus menjadi contoh yang baik dalam mengelola keuangan.
Selain itu, literasi keuangan perlu ditingkatkan di sekolah-sekolah agar anak-anak mendapatkan pengetahuan yang cukup tentang cara mengelola uang dengan benar.
Solusi dan Rekomendasi
- Peningkatan Literasi Keuangan: Pendidikan formal mengenai manajemen keuangan harus diperkuat di sekolah-sekolah.
- Menciptakan Lingkungan Kondusif: Kerja sama antara orang tua, sekolah, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pengelolaan keuangan yang baik.
- Regulasi dan Pengawasan: Pemerintah dan otoritas terkait harus melakukan regulasi yang ketat terhadap praktik marketing yang dapat memicu Doom spending.
Doom spending merupakan fenomena yang semakin marak di kalangan Generasi Z, dipicu oleh pengaruh media sosial, influencer, dan iklan yang agresif. Hal ini berdampak negatif pada keuangan pribadi dan masa depan mereka. Namun, dengan memahami perspektif Islam mengenai manajemen keuangan, peran aktif orang tua, dan peningkatan literasi keuangan, Doom spending dapat diatasi. Penting bagi setiap individu untuk memiliki pemahaman yang baik tentang kebutuhan dan keinginan, serta mengelola keuangan dengan bijak demi masa depan yang lebih baik.
Tidak ada komentar untuk "Doom Spending dan Dampaknya pada Generasi Z"
Posting Komentar