Cara Menyikapi Isu Radikalisme: Pemahaman Islam dan Langkah-langkah Menghadapinya
Bagaimana Seharusnya Menyikapi Isu Radikalisme?
Istilah “radikal” bisa mempunyai konotasi positif atau negatif, tergantung pada pengguna, konteks, dan penerapannya. Menurut Sarlito Wirawan, “radikal” adalah afeksi atau perasaan positif terhadap segala sesuatu yang bersifat ekstrem, sampai ke akar-akarnya. Sikap radikal akan mendorong individu untuk membela mati-matian kepercayaan, keyakinan, agama, atau ideologi yang mereka anut.
Namun, ketika istilah “radikalisme” disematkan pada Islam, sehingga lahir antitesis, “Perang Melawan Radikalisme”, maka konotasi “radikalisme” di sini jelas negatif. Framing yang beredar seperti “radikalisme mengancam keutuhan negara” semakin memperburuk konotasi negatif ini. Pada akhirnya, penggunaan istilah ini menjadi propaganda untuk menyerang Islam, umat Islam, dan perjuangan Islam yang dianggap mengancam kepentingan penjajah dan kompradornya.
Radikalisme dan Islam: Konotasi Negatif
Dengan konotasi seperti ini, umat Islam tidak seharusnya menggunakan istilah ini untuk menyerang agamanya sendiri, sesama umat Islam, ataupun proyek perjuangan Islam. Pasalnya, di balik penggunaan istilah “radikalisme” jelas terdapat skenario untuk menyerang Islam, umat Islam, dan proyek perjuangannya. Lebih parah lagi, ketika negara terlibat dalam proyek “Perang Melawan Radikalisme” ini, maka terjadilah pelecehan terhadap Islam secara masif, kriminalisasi ajaran Islam, ulama, dan kaum Muslim.
Ancaman Allah terhadap Fitnah Terhadap Umat Islam
Allah SWT jelas mengharamkan siapa saja yang mengusik keyakinan kaum Muslim, sebagaimana termaktub dalam Al-Qur'an:
إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمؤْمِنِينَ وَالْمؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيقِSungguh, orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada kaum Mukmin laki-laki dan perempuan, kemudian mereka tidak bertaubat, bagi mereka azab Jahanam dan bagi mereka azab yang membakar (QS al-Buruj: 10).
Ibn ‘Asyur dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa ayat ini merupakan ancaman bagi mereka yang mengusik keimanan kaum Muslim agar mereka meninggalkan agamanya. Mengkriminalisasi ulama dan ajaran Islam merupakan bagian dari fitnah yang diharamkan dalam ayat ini.
Langkah-langkah Menyikapi Isu Radikalisme
- Kesadaran Politik yang Benar: Umat Islam perlu memiliki kelompok, organisasi, atau partai politik yang menyadari pentingnya membongkar skenario jahat ini. Hal ini merupakan bagian dari strategi penjajah untuk melemahkan kekuatan umat Islam dengan cara mereduksi keyakinan mereka terhadap agama.
- Melawan Propaganda Negara: “Perang Melawan Radikalisme” merupakan propaganda negara kafir penjajah yang berusaha untuk menyesatkan opini dan politik umat Islam. Propaganda ini harus dilawan dengan mengungkap skenario di baliknya dan menjelaskan kepada umat Islam bahwa ini adalah bentuk serangan terhadap Islam.
- Berpikir Berdasarkan Fakta: Umat Islam harus membangun cara berpikir yang berdasarkan fakta riil (tafkîr bi al-haqâ’iq) tentang realitas. Ini penting untuk menghindari pengaburan fakta yang dilakukan oleh media massa atau negara-negara kafir penjajah. Mengidentifikasi kesalahan dalam penyebaran informasi akan membantu umat Islam untuk tidak tertipu.
Memahami Fakta Sejarah dan Realitas
Dalam menghadapi upaya pengaburan fakta, sangat penting untuk memegang teguh fakta sejarah. Misalnya, pertarungan antara Islam dan kekufuran adalah fakta sejarah yang tidak berubah. Islam hanya akan menang atas kekufuran ketika diemban oleh negara. Oleh karena itu, Khilafah sebagai negara umat Islam adalah fakta sejarah yang tidak bisa diubah oleh propaganda apapun.
Dengan pemahaman ini, umat Islam harus terus berpikir secara mendalam dan ikhlas untuk mendapatkan fakta yang sesungguhnya, tanpa terperosok dalam berbagai cara pengaburan yang sengaja ditujukan untuk melemahkan keyakinan mereka.
Kesimpulan
Dalam menghadapi opini negatif tentang radikalisme, umat Islam harus memiliki kesadaran politik yang benar, berani melawan propaganda yang salah, dan selalu berpikir berdasarkan fakta yang sebenarnya. Dengan menjaga kebenaran dan tetap teguh pada ajaran Islam, umat Islam akan mampu menghadapi segala bentuk fitnah yang diarahkan kepada mereka.
WalLâhu a’lam.
Sumber
- Sarlito Wirawan, Pengertian Radikal dan Contohnya, Sumber
- Ibn ‘Asyur, Tafsir QS al-Buruj: 10, dalam Tafsir Al-Tahrir wa al-Tanwir
- Al-‘Allamah Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, At-Tafkîr, hlm. 82-88
Tidak ada komentar untuk "Cara Menyikapi Isu Radikalisme: Pemahaman Islam dan Langkah-langkah Menghadapinya"
Posting Komentar