Belajar Ikhlas dari Abu Amr: Mengatasi Utang dan Bahaya Fokus Dunia

Pelajaran dari Kisah Utang dan Keikhlasan

Kisah Abu Utsman dan Utangnya: Abu Utsman Alkhiyari menyampaikan di mimbar bahwa ia memiliki utang 1000 dinar dan merasa sangat sesak dadanya. Utang adalah sesuatu yang bisa membuat gelisah dan sulit tidur (seperti doa Rasulullah tentang berlindung dari utang yang menindih).

Bantuan dari Abu Amr: Abu Amr ibn Njaid datang menemui Abu Utsman di malam hari dan memberikan 1000 dinar untuk melunasi utangnya. Abu Utsman sangat bersyukur dan menyampaikan terima kasih kepada Allah atas bantuan Abu Amr di mimbar keesokan harinya.

Reaksi Abu Amr yang Ikhlas

Abu Amr berdiri dan mengatakan bahwa uang itu sebenarnya milik ibunya. Abu Amr melakukan pemberian itu secara sembunyi-sembunyi di malam hari karena lillah (karena Allah), tidak ingin diketahui orang lain. Ia marah ketika Abu Utsman menyebut-nyebut namanya di depan umum. Abu Amr berkata, "Kenapa engkau umumkan apa yang aku sampaikan itu kepada orang? Kau populerkan aku kepada orang. Aku melakukan itu bukan karena makhluk. Kalau begitu, ambillah (uangnya) dan jangan kamu sebut-sebut namaku."

Bahaya Bergaul dengan Orang yang Hanya Fokus pada Dunia

Permusuhan dalam Batin

Orang yang himmah-nya (cita-citanya) hanya dunia, meskipun tampak baik di luar, seringkali memiliki permusuhan dalam batin. Mereka mungkin tampak berteman, namun dalam hati terdapat kedengkian.

Hasad Terhadap Nikmat Orang Lain

Orang yang fokus pada dunia cenderung hasad (iri dengki) ketika orang lain mendapatkan nikmat. Ini berbeda dengan gibth (keinginan untuk mendapatkan kebaikan seperti orang lain tanpa ingin nikmat orang lain hilang). Hasad adalah berharap nikmat orang lain hilang dan berpindah kepadanya.

Menjauhi Pergaulan yang Buruk

Nasihat untuk menjauhi atau uzlah (mengasingkan diri) dari orang-orang yang himmah-nya dunia. Hati bisa berubah dan terpengaruh setelah berinteraksi di pasar atau lingkungan yang duniawi. Orang-orang alim zaman dahulu jarang keluar masuk pasar untuk menjaga hati mereka.

Mengatasi Kesedihan dan Kegelisahan dengan Menjauhi Makhluk

Bekerja keras dan bersungguh-sungguh dalam mengatasi kesedihan dan kegelisahan dengan himmah aliyah (cita-cita yang tinggi). Caranya adalah dengan menjauhi makhluk (tidak banyak berinteraksi), terutama mereka yang fokus pada dunia.

Fokus pada Akhirat

Tujuannya agar hati selalu berpikir tentang akhirat, kehidupan setelah kematian. Ini adalah gambaran yang seharusnya dimiliki agar pikiran dan hati tidak tertipu oleh dunia. Mengingatkan pada firman Allah dalam surat Fatir bahwa janji Allah itu benar dan kehidupan dunia jangan sampai menipu kita.

Menjadi Orang yang Cerdas

Mengutip hadis Nabi: "Orang yang cerdas adalah orang yang mampu menundukkan nafsunya dan beramal untuk kehidupan setelah kematian." Orang yang cerdas mampu melihat dengan basirah (mata hati) dan menundukkan jiwanya.

Bahaya Pergaulan yang Menzalimi Hati

Bergaul dan berinteraksi dengan orang lain bisa menzalimi hati kita. Hati bisa tersiksa, menderita, dan gelisah akibat pergaulan yang salah. Mengingatkan kembali tentang garizatul baqa' (naluri mempertahankan diri) dan garizatun nau' (naluri untuk berjenis-jenis) yang ada pada manusia.

Pengaruh Interaksi dan Cara Menjaga Hati

Pengaruh Nafsu dan Khayalan

Contoh: Nafsu laki-laki terhadap perempuan bisa menggebu karena interaksi dan khayalan. Interaksi dan khayalan yang tidak terkontrol bisa merusak dan menzalimi hati.

Rumus Menjaga Hati (Surah Thaha 130)

  • Bersabar terhadap ucapan orang lain.
  • Bertasbih dengan memuji Allah sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya.
  • Bertasbih pada waktu malam dan ujung siang (siang hari).

Tujuannya agar hati menjadi tenang dan ridha.

Pengaruh Gharizatun Nau' (Naluri Berjenis-jenis)

Gurauan tentang perempuan (misalnya poligami, istri cantik) juga bisa mengusik hati. Hal-hal yang berkaitan dengan gharizatun nau' bisa menzalimi hati dan menimbulkan kesedihan.

Membersihkan Hati dengan Menjauhi Makhluk

Ibadah yang sungguh-sungguh, tazahud (hidup zuhud), dan menyibukkan diri dengan akhirat tidak akan bisa bersih kecuali dengan menjauhkan diri secara total dari makhluk (al-inqitha' al-kulli 'anil khalq). Ini adalah nasihat untuk menghindari pikiran dan perasaan tidak nyaman akibat ucapan dan realitas dari orang lain.

Konsep Uzlah

Menjauhkan diri secara total dari makhluk agar tidak melihat dan mendengar ucapan mereka. Ini dilakukan agar terhindar dari pengaruh duniawi. Dilakukan kecuali pada waktu yang mendesak dan tidak bisa dihindari (contoh: salat Jumat, jamaah).

Perbedaan dengan Anjuran Bersabar dalam Berinteraksi

Meskipun ada anjuran untuk uzlah, dalam hadis lain disebutkan bahwa berinteraksi dengan masyarakat sambil bersabar terhadap gangguan mereka lebih baik. Dengan bersabar saat berinteraksi, seseorang tetap bisa mewujudkan himmah aliyah (cita-cita tinggi) dan mendapatkan pahala kesabaran.

Pilihan dalam Menghadapi Dunia

Ada sahabat yang memilih uzlah dan hidup zuhud (contoh: Abu Darda yang memilih fokus ibadah dan meninggalkan perniagaan). Ini adalah pilihan pribadi, meskipun ada pandangan yang berbeda di antara para sahabat.

Berhati-hati dalam Berinteraksi

Jika terpaksa berinteraksi untuk mencari nafkah, hendaknya berhati-hati seperti orang yang berjalan di atas duri. Jangan menikmati interaksi secara berlebihan karena obrolan bisa mempengaruhi jiwa, pikiran, dan hati. Jauhi mulamah (perdebatan, pertengkaran) dan maghian (keburukan, dosa).

Mengendalikan Gharizah dan Menguatkan Ikatan dengan Allah

Dua Cara Menghadapi Pengaruh Dunia

  • Al-Inqitha' al-kulli 'anil khalq (memutus hubungan total dengan makhluk kecuali dalam keadaan darurat).
  • Mukhalatah (berinteraksi dengan masyarakat) dengan kemampuan mengendalikan gharizah (naluri).

Kunci Mengendalikan Gharizah saat Berinteraksi

  • Bersabar (fasbir) terhadap apa yang dikatakan dan diperlihatkan orang lain yang bisa membangkitkan gharizah baqa' (mempertahankan diri) dan gharizatun nau' (berjenis-jenis).
  • Bertasbih (wasabbih bihamdibbika) dengan memuji dan menyucikan Allah di berbagai waktu (pagi, petang, malam, ujung siang) untuk meningkatkan gharizah tadayyun (naluri beragama).

Analogi Puasa dalam Mengendalikan Nafsu

Puasa diajarkan bagi yang tidak mampu menikah sebagai cara mengendalikan gharizatun nau' (naluri seksual). Puasa menjadi perisai dan tameng yang mengendalikan naluri karena orang yang berpuasa dekat dengan Allah.

Pentingnya Idrak Silah Billah (Kesadaran akan Ikatan dengan Allah)

Idrak silah billah adalah hasil dari gharizah tadayyun yang kuat. Diwujudkan melalui zikir, tasbih, dan menghadirkan kebesaran Allah. Contoh doa saat kesulitan rezeki: "Ya Fattah, ya Razaq, ya Kafi, ya Mughni..." Doa memohon kecukupan dan kekayaan dari Allah yang halal agar tidak bergantung pada yang haram dan taat kepada-Nya.

Menguatkan Kerinduan pada Akhirat

Pandangan seorang mukmin tentang kenikmatan surga dan ladzatun nadzri ila wajhillah (kenikmatan melihat wajah Allah) sangat penting. Doa memohon ladzatun nadzri ila wajhillah menumbuhkan kerinduan pada akhirat. Kerinduan ini membuat dunia tidak bisa menyandra pikiran dan hati, sehingga memudahkan untuk bersikap zuhud.

Menghidupkan Kesadaran Akhirat

Selain mengalahkan gharizah dengan gharizah tadayyun, penting memiliki bayangan yang jernih tentang akhirat (surga, neraka, ladzatun nadzri ila wajhillah). Mengamalkan doa-doa yang diajarkan Nabi (contoh: Allahumma inni as'aluka ladzatan nadzri ila wajhika) secara terus-menerus.

Konsekuensi Himmah (Fokus) dan Penutup

Mengkonversi Kenikmatan Dunia untuk Akhirat

Apapun nikmat dan kebaikan dunia yang didapatkan, hendaknya dikonversi untuk kebaikan akhirat. Jangan sampai kebaikan dunia justru membelenggu pikiran dan hati.

Bahaya Mengejar Bayangan Dunia

Orang miskin yang membayangkan kekayaan dan terus mengejarnya bisa terjebak dalam kesedihan dan kegelisahan. Jika tidak mampu mengendalikan kegelisahan, akan kehilangan himmah aliyah (cita-cita tinggi) dan beralih pada himmah dunia (fokus pada dunia).

Larangan Menjual Ayat Allah dengan Harga Murah

Ini adalah bahasa lain dari menjual agama dengan dunia (yabiu dinahum bid dunya). Terjadi ketika himmah dunia mengalahkan pandangan terhadap akhirat.

Sifat-Sifat Orang Pilihan Allah

Merenungkan sifat orang-orang pilihan Allah karena loyalitas dan kedekatan mereka. Allah memilih orang-orang yang sempurna zahir dan batin. Ciri-ciri: dermawan, akalnya sempurna, tidak menggunakan kesempurnaannya untuk menipu, tidak iri dan dengki, batinnya bersih dari aib. Di antara mereka ada yang mendahulukan zuhud dan ibadah, ada pula yang tafaqquh (mendalami ilmu) dan mengikuti sunah. Bukti kesempurnaan ilmu dan amal: siap menjalankan kebenaran secara totalitas, mencintai kebenaran, dan mengumpulkan kemuliaan.

Doa Memohon Taufik dan Perlindungan

Memohon kepada Allah agar diberikan taufik untuk mendapatkan ridha dan dekat dengan-Nya. Berlindung kepada Allah agar dijauhkan dan tidak ditinggalkan oleh-Nya.

Penutup: Himmah Mukmin Tertuju pada Akhirat

Himmatul mukmin muta'alliq bil akhirah (Himmah seorang mukmin selalu terhubung dengan akhirat). Jika memiliki dunia, dunia itu menggerakkannya untuk mengingat akhirat. Apa saja yang menyibukkan seseorang, itulah himmah-nya. Jika himmah akhirat, maka akhiratlah yang menyibukkan (contoh: berdakwah). Jika himmah dunia, maka dunialah yang menyibukkan (contoh: bekerja hanya untuk dunia). Jika memiliki himmah akhirat, pekerjaan dunia hanya menjadi wasilah yang dikonversi untuk tujuan akhirat.

Salam Penutup: Allahumma inni as'aluka... Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.