Pelajaran Berharga dari Semut dan Lebah dalam Meraih Cita-Cita Tingg


Dalam kitab Solahul Ummah fi Uluwil Himmah, Dr. Sayyid Husain Affani mengingatkan para pemilik cita-cita tinggi untuk meraih kemuliaan dari Allah SWT dengan iman, jihad, kesabaran, dan dakwah mereka. Beliau kemudian memberikan pelajaran berharga dari dua makhluk Allah yang namanya diabadikan menjadi nama surat dalam Al-Qur'an: semut dan lebah.

Pelajaran dari Semut (QS. An-Naml)

Allah SWT mengabadikan kisah semut dalam Al-Qur'an (Surat An-Naml) sebagai pelajaran bagi manusia yang berakal. Meskipun kecil dan lemah, semut memiliki keistimewaan yang patut direnungkan. Dr. Sayyid Husain Affani menyebutkan tiga pelajaran penting yang dapat diambil dari semut:

  • Kesungguhan dalam beramal: Semut sangat gigih, sungguh-sungguh, dan serius dalam bekerja. Mereka tidak kenal lelah meskipun menghadapi berbagai halangan dan rintangan.
  • Melakukan percobaan dan kerja sama: Semut tidak menyerah ketika gagal mengangkat beban. Mereka terus mencoba dan jika tidak mampu sendiri, mereka akan mengajak teman-temannya untuk bekerja sama mengangkat beban tersebut secara beramai-ramai.
  • Memperbaiki kesalahan: Semut terus belajar dan memperbaiki kesalahan mereka hingga berhasil mencapai tujuannya.

Pelajaran dari semut ini menjadi tamparan bagi umat Islam yang saat ini menghadapi berbagai kesulitan dan kelemahan. Seharusnya, umat Islam mencontoh kegigihan, persatuan, dan semangat pantang menyerah semut dalam menghadapi tantangan.

Pelajaran dari Lebah (QS. An-Nahl)

Selain semut, Allah SWT juga mengabadikan lebah menjadi nama surat dalam Al-Qur'an (Surat An-Nahl). Salah satu pelajaran penting dari lebah adalah:

  • Mengkonsumsi yang baik dan menghasilkan yang baik: Lebah hanya memakan sari bunga yang baik dan manis, dan dari makanan tersebut mereka menghasilkan madu yang bermanfaat bagi manusia.

Pelajaran dari lebah ini mengingatkan umat Islam untuk selalu mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal dan baik, serta menghasilkan perbuatan dan karya yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

Dengan merenungkan dan mengamalkan pelajaran dari semut dan lebah, diharapkan umat Islam dapat meneladani sifat-sifat positif kedua makhluk tersebut dalam meraih cita-cita yang tinggi dan kemuliaan dari Allah SWT.

Pelajaran Berharga dari Alam dalam Meraih Kemuliaan

Dalam kitab Solahul Ummah fi Uluwil Himmah, Dr. Sayyid Husain Affani memberikan nasihat penting bagi mereka yang memiliki cita-cita tinggi untuk meraih kemuliaan dari Allah SWT melalui iman, jihad, kesabaran, dan dakwah. Beliau kemudian mengilustrasikan pelajaran ini dengan merenungkan sifat-sifat beberapa makhluk Allah yang namanya diabadikan dalam Al-Qur'an, seperti semut dan lebah, serta makhluk lain seperti lalat, laba-laba, keledai, dan anjing, untuk diambil hikmah dan pelajarannya.

Pelajaran dari Lebah (QS. An-Nahl)

Allah SWT juga mengabadikan lebah dalam Al-Qur'an (Surat An-Nahl). Pelajaran penting dari lebah adalah:

  • Mengkonsumsi yang baik dan menghasilkan yang baik: Lebah hanya memakan sari bunga yang baik dan menghasilkan madu yang bermanfaat.

Rasulullah ﷺ bersabda:

«مَثَلُ الْمُؤْمِنِ كَمَثَلِ النَّحْلَةِ، إِنْ أَكَلَتْ طَيِّبًا وَضَعَتْ طَيِّبًا» (رواه أحمد والطبراني).

 Artinya: "Perumpamaan seorang mukmin itu seperti lebah; jika ia makan yang baik, ia menghasilkan yang baik pula." Hadis ini menekankan pentingnya bagi seorang mukmin untuk mengkonsumsi yang halal dan baik, sehingga menghasilkan perbuatan dan perkataan yang baik pula.

Peringatan dari Lalat, Laba-laba, Keledai, dan Anjing

Sebaliknya, Dr. Sayyid Husain Affani juga mengingatkan kita untuk mengambil pelajaran dari sifat-sifat negatif yang Allah sebutkan dalam Al-Qur'an melalui perumpamaan lalat, laba-laba, keledai, dan anjing.

Peringatan dari Lalat

  • Kehinaan (Ad-Danaah): Lalat hidup dan mencari makan di tempat-tempat kotor dan menjijikkan. Ini menjadi peringatan agar manusia menjauhi kehinaan dan menjaga kemuliaan yang telah Allah berikan.
  • Rendahnya Kedudukan (Sukuutul Manzilah): Lalat membawa penyakit dan dianggap rendah. Seorang mukmin hendaknya menjaga kedudukannya yang mulia melalui ilmu dan amal saleh.

Peringatan dari Laba-laba (QS. Al-Ankabut)

Allah SWT berfirman: 

﴿مَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِن دُونِ اللَّهِ أَوْلِيَاءَ كَمَثَلِ الْعَنكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتًا ۖ وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنكَبُوتِ ۖ لَّوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ﴾ (العنكبوت: 41). 

Artinya: "Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah; dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui."

  • Ketidaksempurnaan (Adamul Itqan): Rumah laba-laba sangat lemah dan mudah hancur. Ini menjadi perumpamaan bagi orang yang mengandalkan pelindung selain Allah yang tidak memiliki kekuatan sejati.
  • Kelemahan Bangunan (Dha'ful Bunyan): Bangunan sarang laba-laba rapuh dan tidak kokoh.
  • Lemahnya Pilar (Asyasyatal Arkan): Pilar-pilar sarang laba-laba juga lemah.

Peringatan dari Keledai (QS. Al-Jumu'ah)

Allah SWT berfirman: 

﴿مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا ۚ بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ﴾ (الجمعة: 5). 

Artinya: "Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepada mereka Taurat, kemudian mereka tidak memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab. Amat buruklah perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim."

  • Kebodohan/Kebal (Al-Baladah): Keledai digambarkan sebagai hewan yang bebal dan sulit diajari. Ini menjadi perumpamaan bagi orang yang memiliki ilmu namun tidak mengamalkannya, sehingga ilmunya tidak bermanfaat.
  • Rendahnya Cita-cita (Sukuutul Himmah): Keledai tidak memiliki semangat dan cita-cita yang tinggi.

Peringatan dari Anjing (QS. Al-A'raf dan Al-Kahf)

Allah SWT berfirman:

﴿فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِن تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَث ۚ ذَّٰلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا ۚ فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ﴾ (الأعراف: 176). 

Artinya: "Maka perumpamaannya seperti anjing; jika kamu menghalaunya, ia menjulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya, ia menjulurkan lidahnya (pula). Demikianlah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir."

  • Kehinaan Hidup (Hayatun Danaah): Anjing seringkali hidup dalam kondisi yang hina. Ini menjadi perumpamaan bagi orang alim yang fajir, yang ilmunya tidak membawa kebaikan dan justru menjerumuskannya pada kehinaan.

Dengan merenungkan perumpamaan-perumpamaan ini, kita diharapkan dapat mengambil pelajaran dan menjauhi sifat-sifat tercela, serta berusaha meneladani sifat-sifat mulia demi meraih kemuliaan di sisi Allah SWT.



Tidak ada komentar untuk "Pelajaran Berharga dari Semut dan Lebah dalam Meraih Cita-Cita Tingg"