Rahasia Sukses Ulama Pemilik Cita-Cita Tingg
Dalam kajian rutin kitab "Umah Himmah" (أمة الهمة) yang membahas tentang pentingnya cita-cita tinggi bagi umat, kita diajak untuk memahami rahasia kesuksesan para ulama terdahulu yang memiliki idealisme dan cita-cita yang luhur. Kitab ini, yang dikarang oleh Dr. Sayid Husein, pada halaman 308 mengutip ungkapan dari Syaikh Aaidh Al-Qarni yang memberikan pencerahan mengenai hal ini.
Menganggap Ringan Kesulitan (استحقار الرزايا)
Rahasia sukses pertama adalah kemampuan seorang mukmin untuk memandang ringan segala kesulitan, musibah, dan problematika kehidupan. Ujian adalah sunnatullah yang pasti menghampiri setiap insan. Rasulullah SAW bersabda:
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
"Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, karena segala sesuatu yang menimpanya adalah kebaikan. Jika mendapat nikmat, ia bersyukur, dan jika ditimpa musibah, ia bersabar. Keduanya mendatangkan pahala yang abadi." (HR. Muslim)
Iman itu sendiri terbagi dua: separuhnya adalah sabar, dan separuhnya lagi adalah syukur. Mindset seorang mukmin yang benar akan melihat silih bergantinya nikmat dan musibah sebagai hal yang biasa, karena pahala dari sikap yang benar itulah yang kekal.
Tidak Memasukkan Penghinaan ke Hati (وَلَا يَحْمِلُ الْمَقَالَات)
Rahasia kedua adalah kemampuan untuk tidak membiarkan penghinaan, celaan, atau perkataan buruk orang lain masuk ke dalam hati. Imam Syafi'i pernah berkata bahwa tidak ada manusia yang luput dari perkataan buruk orang lain, bahkan Nabi dan Allah SWT pun tidak selamat dari ucapan manusia. Beliau menganalogikan perkataan buruk seperti batu. Jika dipikul terus-menerus, batu itu akan semakin berat dan melukai. Sebaliknya, jadikanlah perkataan buruk itu sebagai batu pijakan untuk mendaki dan meraih ketinggian yang lebih tinggi.
Memanfaatkan Waktu Senggang untuk Beramal (وَوَقْتُ الرَّاحَةِ لَهُ عَمَل)
Rahasia ketiga adalah memanfaatkan waktu istirahat atau senggang untuk terus beramal dan berbuat kebaikan. Tidak ada satu pun waktu yang dilewatkan tanpa diisi dengan amalan yang produktif dan ketaatan. Ini adalah ciri khas orang-orang yang sukses.
Waktu Beramal adalah Waktu Istirahat (وَوَقْتُ الْعَمَلِ رَاحَة)
Rahasia keempat adalah menjadikan waktu beramal sebagai waktu istirahat yang sesungguhnya. Bagi mereka, kehidupan dunia adalah tempat untuk beramal hingga kaki menginjakkan pintu surga. Imam Ahmad bin Hanbal pernah berkata kepada putranya, "Wahai ayahku, kapan kita akan istirahat?" Beliau menjawab, "Ketika kita menginjakkan kaki di surga."
Contoh Nyata: Imam Al-Sarakhsi di Penjara
Salah satu contoh luar biasa adalah Imam Al-Sarakhsi, seorang ulama besar mazhab Hanafi. Beliau mampu menulis kitab monumentalnya, "Al-Mabsuth" (المبسوط), yang terdiri dari 30 jilid, justru ketika beliau berada di dalam penjara. Ini menunjukkan bagaimana beliau memanfaatkan waktu yang bagi sebagian orang adalah waktu istirahat paksa, menjadi waktu yang sangat produktif untuk beramal dan menghasilkan karya yang luar biasa.
Kesimpulan
Rahasia sukses para ulama terdahulu terletak pada mindset yang benar dalam menghadapi ujian, tidak membiarkan perkataan buruk mempengaruhi hati, serta terus menerus memanfaatkan waktu untuk beramal dan menjadikan amal sebagai istirahat yang hakiki. Pelajaran berharga ini hendaknya menjadi inspirasi bagi kita semua untuk meraih cita-cita yang tinggi dan memberikan kontribusi terbaik dalam kehidupan ini.
Rahasia Sukses Ulama Pemilik Cita-Cita Tinggi
Dalam kajian kitab "Umah Himmah" (أمة الهمة), Dr. Sayid Husein mengutip ungkapan Syaikh Aaidh Al-Qarni tentang rahasia sukses ulama terdahulu yang memiliki cita-cita tinggi.
1. Menganggap Ringan Kesulitan (استحقار الرزايا)
Seorang mukmin memandang ringan segala kesulitan dan musibah. Rasulullah SAW bersabda:
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
"Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, karena segala sesuatu yang menimpanya adalah kebaikan. Jika mendapat nikmat, ia bersyukur, dan jika ditimpa musibah, ia bersabar. Keduanya mendatangkan pahala yang abadi." (HR. Muslim)
2. Tidak Memasukkan Penghinaan ke Hati (وَلَا يَحْمِلُ الْمَقَالَات)
Tidak membiarkan perkataan buruk orang lain masuk ke dalam hati. Jadikan celaan sebagai batu pijakan untuk meraih ketinggian.
3. Memanfaatkan Waktu Senggang untuk Beramal (وَوَقْتُ الرَّاحَةِ لَهُ عَمَل)
Setiap waktu diisi dengan amalan produktif dan ketaatan, bahkan di waktu istirahat.
4. Waktu Beramal adalah Waktu Istirahat (وَوَقْتُ الْعَمَلِ رَاحَة)
Menjadikan amal sebagai istirahat yang hakiki. Kehidupan dunia adalah tempat untuk beramal hingga akhir hayat.
Contoh Nyata
- Imam Al-Sarakhsi: Menulis kitab "Al-Mabsuth" (30 jilid) di penjara.
- Ibnu Taimiyah: Menulis "Majmu' Fatawa" (30 jilid) di penjara dan tetap gigih berjihad.
- Al-Hafizh Ibnul Jauzi: Produktif menulis berbagai kitab dalam berbagai disiplin ilmu.
- Al-Khathib Al-Baghdadi: Membaca kitab sambil berjalan, tidak menyia-nyiakan waktu.
- As-Sayyid Abdul Aziz As-Syihawi: Sedikit bicara agar tidak menyia-nyiakan waktu.
- Abu Manshur Ats-Tsa'labi: Meskipun bekerja menjahit kulit, menjadi seorang Adib (ahli bahasa dan sastra) yang hebat.
- Imam Al-Farra': Bekerja membuat pakaian dari bulu, namun menjadi ulama ahli Nahwu yang luar biasa.
- Zaid bin Ziyad: Seorang penjual minyak yang karena ilmunya bisa menjadi menteri.
Prinsip Tambahan
- Memiliki cita-cita tinggi yang menginspirasi.
- Menganggap ringan kesulitan dan bersabar menghadapinya.
- Menyandarkan diri kepada Allah SWT dalam setiap persoalan.
- Bertawakal kepada Allah setelah berusaha.
Allah SWT berfirman:
فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
"Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal." (QS. Ali Imran: 159)
Doa Perlindungan dari Kelemahan
Nabi Muhammad SAW mengajarkan doa:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kegelisahan dan kesedihan, dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat pengecut dan kikir, dari lilitan hutang dan penindasan orang lain."
Kesimpulan
Rahasia sukses ulama terdahulu terletak pada mindset yang benar dalam menghadapi ujian, memanfaatkan waktu dengan produktif, dan senantiasa bersandar serta bertawakal kepada Allah SWT.
Rahasia Sukses Ulama Pemilik Cita-Cita Tinggi
Kajian kitab "Umah Himmah" menyimpulkan rahasia sukses ulama terdahulu terletak pada empat hal utama dalam menghadapi kehidupan dan meraih cita-cita.
1. Menganggap Ringan Kesulitan dan Bersyukur
Ulama sukses tidak menganggap kesulitan sebagai penghalang besar. Mereka meneladani hadits Rasulullah SAW tentang keajaiban seorang mukmin yang selalu melihat kebaikan dalam setiap kondisi, baik suka maupun duka.
2. Mengabaikan Celaan dan Fokus pada Tujuan
Mereka tidak membiarkan hinaan atau ejekan mempengaruhi semangat mereka. Fokus mereka tetap tertuju pada amal dan kontribusi positif.
3. Memanfaatkan Waktu dengan Produktif
Waktu senggang mereka diisi dengan amalan dan ketaatan. Bahkan dalam kondisi sulit seperti sakit atau penjara, mereka tetap produktif menghasilkan karya.
4. Menjadikan Amal sebagai Istirahat
Bagi mereka, beramal adalah bagian dari istirahat yang sesungguhnya. Mereka terus beraktivitas positif hingga akhir hayat.
Pelajaran untuk Generasi Kini
Kisah sukses ulama terdahulu memberikan pelajaran penting bagi generasi Muslim saat ini. Keterbatasan ekonomi atau kondisi yang kurang beruntung seharusnya tidak menjadi penghalang untuk meraih kesuksesan. Kunci utamanya adalah:
- Memiliki pandangan yang benar terhadap kesulitan.
- Memiliki ketahanan mental terhadap perkataan negatif.
- Memanfaatkan setiap waktu untuk hal yang bermanfaat.
- Mencintai amal dan menjadikannya bagian dari hidup.
Dengan bimbingan, sistem yang baik, dan keteladanan, generasi Muslim saat ini juga dapat tumbuh menjadi pribadi unggul dan berkontribusi positif bagi umat.
Tidak ada komentar untuk "Rahasia Sukses Ulama Pemilik Cita-Cita Tingg"
Posting Komentar