Allah Tahu Kamu Lelah: Kiat Menguatkan Iman di Jalan Dakwah

Allah Tahu Kamu Lelah

Muslimah News, NAFSIYAH — Allah SWT berfirman:

أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ

"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, 'Kami telah beriman,' dan mereka tidak diuji?"(QS Al-Ankabut: 2)

Ujian adalah bagian tak terpisahkan dari iman. Kita bisa diuji dengan hal-hal yang kita suka maupun tidak, baik melalui musibah, godaan setan, kemarahan, kemudahan, atau pun kesulitan. Ujian dan keimanan memang tidak bisa dipisahkan. Lalu, apa hubungan iman dengan kesabaran? Semakin baik imannya, semakin baik pula kesabarannya. Itulah ciri seorang yang beriman, ia memiliki kesabaran.

Tidak jarang kita temukan dalam gerakan Islam atau komunitas adanya ujian eksistensi, popularitas, atau merasa telah memiliki jasa. Namun, ternyata yang disorot (dipuji) justru orang lain. Hal ini pula yang kerap menerpa para aktivis dakwah. Ujian semacam ini disebut pula ujian zulzilu(guncangan perasaan). Ujian ini bahkan lebih berat daripada ujian fisik dan harta.

Allah SWT berfirman:

وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ\

"Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa."(QS Al-Baqarah: 177)

وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ وَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ\

"Dan, Allah mencintai orang-orang yang sabar."(QS Ali Imran: 146)

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ

"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas."(QS Az-Zumar: 10)

Masih banyak lagi peringatan Allah SWT dalam Al-Qur’an mengenai perkara sabar.

Umar bin Khathtab RA pernah berkata, "Wahai jiwaku, jika kamu merasakan kesempitan, kegalauan, bingung, sakit, jangan kamu katakan kamu punya masalah besar, tetapi katakanlah kalau aku punya Allah yang Mahabesar."

Bagaimana mungkin dikatakan seorang mukmin jika kita belum diuji dengan kesabaran? Engkau harus tahu bahwa Allah mengujimu sesuai dengan bobot iman yang engkau miliki. Apabila bobot imanmu berat, Allah akan memberikan cobaan yang lebih keras. Apabila ada kelemahan dalam agamamu, cobaan yang diberikan kepadamu juga lebih ringan.

Dari Sa’id bin Abi Waqqash RA, ia berkata, "Aku pernah bertanya, Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling keras cobaannya?" Beliau menjawab, "Para Nabi, kemudian orang pilihan, dan orang pilihan lagi. Maka seseorang akan diuji menurut agamanya. Apabila agamanya merupakan (agama) yang kuat, cobaannya juga berat. Dan apabila di dalam agamanya ada kelemahan, ia akan diuji menurut agamanya. Tidaklah cobaan menyusahkan seorang hamba sehingga ia meninggalkannya berjalan di atas bumi dan tidak ada satu kesalahan pun pada dirinya."(HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Lelah di Jalan Dakwah?

Duhai kawan, Allah tahu engkau lelah. Lelah menapaki jalan perjuangan ini. Jalan dakwah memang tidak mudah. Mungkin jadwal dakwah yang padat itu membuatmu lelah? Atau tidak pernah punya waktu istirahat di akhir pekan yang kau gusarkan, karena harus terus bergerak berdakwah?

Apakah pusingnya pikiranmu mempersiapkan acara demi acara dakwah yang membuatmu ingin terpejam? Atau panasnya aspal jalanan saat kau melakukan aksi yang ingin membuatmu rehat sejenak? Atau sulitnya mencari orang yang ingin kau ajak hijrah, hal inikah yang kau risaukan? Apakah karena seringnya kau diminta berinfak yang membuatmu ingin menjauh?

Kawan, dakwah kita hari ini hanya sebatas itu-itu saja. Coba kita berkaca dari para pendahulu kita, penyeru dakwah yang tidak pernah henti diterpa berbagai ujian.

Tahukah engkau, wahai kawan, siapa Umar bin Abdul Aziz? Tubuhnya hancur dalam waktu dua tahun masa kepemimpinannya. Dalam dua tahun memimpin Khilafah, tubuh yang perkasa bisa rontok kemudian sakit lalu syahid.

Sulit bagi kita untuk membayangkan sekeras apa Sang Khalifah bekerja. Atas kerja kerasnya dan izin Allah SWT, sampai-sampai tidak ada satu pun orang yang berhak menerima zakat karena semua masyarakat hidup sejahtera. Tidak ada lagi orang miskin yang layak diberi infak

Dakwah adalah cinta dan cinta meminta semuanya darimu. Sampai pikiranmu, perhatianmu, berjalan, duduk, dan tidurmu. Syekh Musthafa Masyhur mengatakan, "Jalan dakwah ini adalah jalan yang panjang, tetapi jalan paling aman untuk mencapai rida-Nya."

Ya kawan, jalan ini yang akan menuntun kita pada rida-Nya. Saat Allah rida, apalagi yang kita risaukan? Saat Allah rida, akhirnya akan indah, surga bisa kita masuki dengan mudah.

Teladan Para Pendahulu\

Rasulullah SAW sangat berat dakwahnya, menghadapi berbagai pertentangan dan penolakan dari banyak kabilah dan keluarga besarnya.

  • Mush’ab bin Umairharus rela meninggalkan ibunya.
  • Salman harus rela meninggalkan seluruh yang dimilikinya di Makkah dan pergi berhijrah
  • Asma’ binti Abu Bakar rela menaiki tebing yang terjal dalam kondisi hamil untuk mengantarkan makanan kepada ayahnya dan Rasulullah.
  • Hanzhalah segera menyambut seruan jihad saat malam pertama dengan istrinya usai pernikahan.
  • Ka’ab bin Malik menolak dengan tegas suaka Raja Ghassan saat ia dikucilkan.
  • Utsman rela menginfakkan 1.000 unta penuh makanan untuk Perang Tabuk.
  • Abu Bakar meninggalkan keluarganya untuk Allah dan Rasul-Nya.
  • Huzaifah berani mengambil tantangan menjadi mata-mata di kandang musuh.
  • Thalhah siap menjadi pagar hidup Rasul di Perang Uhud hingga 70 tombak menusuk tubuhnya.
  • Al Khansa’ merelakan anak-anaknya untuk berjihad.
  • Nusaibah, meski seorang wanita, ia berani menerjang pasukan musuh di medan perang.
  • Sayyidah Khadijah, sang cintanya Rasul, siap memberikan seluruh harta dan jiwanya untuk Islam, siap menenangkan Rasul di kala susah.
  • Ada pulaNabi Musa AS. Meski mulutnya gagap, tetapi dakwahnya tidak pernah pudar. Umatnya seburuk-buruk umat, tetapi proses menyeru tidak pernah berhenti.
  • Lihat pula Nabi Nuh, 900 tahun menyeru hanya mendapat pengikut beberapa orang saja, bahkan anaknya sendiri tidak beriman pada Allah Taala.

Deretan sejarah di atas merupakan sebaik-baiknya guru dalam kehidupan kita. Sekarang, masih beranikah kita berkata lelah dalam dakwah? Mengatakan lelah, padahal belum banyak melakukan apa-apa. Bahkan, terkadang kita datang menyeru dengan keterpaksaan, berat hati, dan menolak amanah untuk menjadi teladan dalam dakwah.

Duhai kawan, dakwah kita hari ini masih sebatas itu-itu saja. Semestinya harus berbuat maksimal untuk berkontribusi dalam dakwah. Jika memang hatimu lelah, hentikan sebentar segala aktivitasmu, kembali mendekat pada-Nya. Mintalah pertolongan, taufik, dan hidayah dari-Nya karena Allah Mahakuat yang akan selalu menguatkan kita dalam menghadapi segala ujian dan rintangan.

Mintalah pada-Nya pundak yang siap menahan segala beban, bukan meminta untuk diringankan beban. Sebab, makin besar ujian dan rintangan yang kau hadapi dalam dakwah, makin besar pula reward yang Allah berikan untukmu. Ingatlah, Allah tidak pernah menyalahi janji-Nya.

Seorang ulama berkata, "Hidup adalah perjalanan dari satu lelah kepada lelah berikutnya. Terlepas lelahnya di jalan apa." (Ustaz Yuana Ryan Tresna)

Allah SWT berfirman:

فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ

"Apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), maka lelahkanlah dirimu (untuk urusan yang lain)."(QS Al-Insyirah: 7)

Raga boleh lelah, tetapi iman tidak boleh lemah. Iman harus kuat untuk menghadapi segala ujian dan rintangan kehidupan. Pastikan iman kita dalam kondisi aman.

Tidak ada komentar untuk "Allah Tahu Kamu Lelah: Kiat Menguatkan Iman di Jalan Dakwah"