Mengimani Hari Kiamat


إنَّ الْحَمْدَ لِلهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا.

اللهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلًا نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا. أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. 

قَالَ اللهُ تَعَالَى:



Hari Kiamat adalah titik akhir kehidupan dunia dan awal kehidupan di akhirat. Ia juga disebut Hari Akhir (Yawm al-Âkhir) atau As-Sâ’ah. Pentingnya iman pada Hari Kiamat terlihat jelas dalam Al-Quran, yang menyandingkan keyakinan ini dengan iman kepada Allah SWT di 19 tempat berbeda.

Apa Artinya Mengimani Hari Kiamat?

Mengimani Hari Kiamat bukan sekadar percaya bahwa dunia akan berakhir. Ini juga mencakup beberapa keyakinan penting:

1. Percaya pada Hari Kebangkitan (Yawmul Ba’ts)

Setelah semua makhluk mati, Allah SWT akan menghidupkan kembali mereka. Tubuh-tubuh yang hancur akan dikumpulkan dan dikembalikan seperti semula, lalu roh akan dikembalikan ke jasad masing-masing. Ini ditegaskan dalam firman Allah:

QS Al-Mu'minun [23]: 16:

ثُمَّ إِنَّكُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ تُبۡعَثُونَ

Artinya: "Kemudian, sesungguhnya kalian akan dibangkitkan (dari kubur-kubur kalian) pada Hari Kiamat."

QS Yasin [36]: 78-79:

قَالَ مَن يُحۡيِ ٱلۡعِظَٰمَ وَهِيَ رَمِيمٌ ٧٨ قُلۡ يُحۡيِيهَا ٱلَّذِيٓ أَنشَأَهَآ أَوَّلَ مَرَّةٍۖ ٧٩

Artinya: "Ia berkata, “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur-luluh?” Katakanlah, “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama.”

2. Percaya pada Catatan Amal (Kitab)

Pada Hari Kiamat, setiap manusia akan menerima buku catatan amalnya. Orang-orang yang beriman dan beramal baik akan menerima catatan mereka dari tangan kanan, hisab (perhitungan amal) mereka akan ringan, dan mereka akan merasakan kenikmatan (QS Al-Haqqah [69]: 19-24). Sebaliknya, orang-orang durhaka akan menerima catatan mereka dari tangan kiri:

QS Al-Haqqah [69]: 25-31:

وَأَمَّا مَنۡ أُوتِيَ كِتَٰبَهُۥ بِشِمَالِهِۦ فَيَقُولُ يَٰلَيۡتَنِي لَمۡ أُوتَ كِتَٰبِيَهۡ ٢٥ وَلَمۡ أَدۡرِ مَا حِسَابِيَهۡ ٢٦ يَٰلَيۡتَهَا كَانَتِ ٱلۡقَاضِيَةَ ٢٧ مَآ أَغۡنَىٰ عَنِّي مَالِيَهۡۜ ٢٨ هَلَكَ عَنِّي سُلۡطَٰنِيَهۡ ٢٩ خُذُوهُ فَغُلُّوهُ ٣٠ ثُمَّ ٱلۡجَحِيمَ صَلُّوهُ ٣١

Artinya: "Adapun orang yang diberi kitabnya dari sebelah kirinya, dia berkata, “Duhai, alangkah baiknya kiranya aku tidak diberi kitabku (ini). Aku tidak mengetahui hisab apa terhadap diriku. Duhai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberikan manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaanku dari diriku.” (Allah berfirman), “Peganglah dia. Lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala.”

3. Percaya pada Surga dan Neraka

Surga adalah tempat balasan bagi orang-orang beriman, dan neraka adalah tempat bagi orang kafir atau mereka yang dosanya lebih banyak. Keduanya adalah kenyataan yang bisa dirasakan, baik kenikmatan Surga maupun azab Neraka.

QS Al-Lail [92]: 15-17:

لَا يَصۡلَىٰهَآ إِلَّا ٱلۡأَشۡقَىٰ ١٥ ٱلَّذِي كَذَّبَ وَتَوَلَّىٰ ١٦ وَسَيُجَنَّبُهَا ٱلۡأَتۡقَىٰ ١٧

Artinya: "Tidak ada yang masuk ke dalamnya, kecuali orang-orang yang paling celaka, yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman). Kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu."

QS Al-Waqi’ah [56]: 51-55 (Tentang Makanan dan Minuman di Neraka):

ثُمَّ إِنَّكُمۡ أَيُّهَا ٱلضَّآلُّونَ ٱلۡمُكَذِّبُونَ ٥١ لَأٓكِلُونَ مِن شَجَرٍ مِّن زَقُّومٍ ٥٢ فَمَالِ‍ُٔونَ مِنۡهَا ٱلۡبُطُونَ ٥٣ فَشَٰرِبُونَ عَلَيۡهِ مِنَ ٱلۡحَمِيمِ ٥٤ فَشَٰرِبُونَ شُرۡبَ ٱلۡهِيمِ ٥٥

Artinya: "Kemudian sesungguhnya kalian, hai orang yang sesat lagi mendustakan, benar-benar akan memakan pohon Zaqqum, dan pohon Zaqqum itu akan memenuhi perut kalian. Sesudah itu kalian akan meminum air yang sangat panas. Lalu kalian minum seperti unta yang sangat kehausan."

Ada juga Muslim yang banyak dosa besar akan masuk neraka sementara waktu, kemudian akan dikeluarkan dan dimasukkan ke surga.

Kapan Kiamat Akan Terjadi?

Kiamat pasti akan datang, dan mengingkarinya berarti kafir. Namun, waktu pastinya hanya Allah SWT yang tahu. Al-Quran dan hadis sahih tidak memberikan perhitungan jelas. Perkiraan sebagian ulama tentang sisa umur umat Islam yang tinggal puluhan tahun hanyalah dugaan dan tidak memiliki dasar yang kuat. Imam Ibnu Rajab al-Hanbali dan Imam as-Sakhawi menegaskan bahwa riwayat-riwayat tentang waktu pasti Kiamat tidak ada asalnya atau sanadnya lemah.

Yang jauh lebih penting daripada kapan Kiamat terjadi adalah persiapan amal kita untuk bekal di akhirat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW ketika ditanya tentang Kiamat:

Hadis Riwayat Muttafaq ‘Alaih (Bukhari & Muslim):

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَأَلَ رَجُلٌ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ السَّاعَةِ فَقَالَ: مَتَى السَّاعَةُ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: «مَا أَعْدَدْتَ لَهَا؟» قَالَ: لَمْ أُعِدَّ لَهَا شَيْئًا إِلَّا أَنِّي أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ، قَالَ: «أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ»

Artinya: "Dari Anas RA, dia berkata: Seorang laki-laki pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang Kiamat. Ia berkata, “Kapan Kiamat terjadi, ya Rasulullah?” Rasul SAW berkata, “Apa yang telah engkau siapkan untuk menghadapi Kiamat tersebut?” Laki-laki itu berkata, “Aku tidak menyiapkan apa pun kecuali sesungguhnya aku mencintai Allah dan Rasul-Nya.” Rasul SAW berkata, “Engkau bersama apa yang engkau cintai.”

Kiamat, Khilafah, dan Palestina Jangan Salah Paham

Beberapa orang menolak membela Palestina atau mendukung Khilafah dengan alasan bahwa hal itu akan mempercepat Kiamat. Ini adalah pemikiran yang keliru. Kiamat akan datang sesuai ketetapan Allah, tanpa memandang perbuatan kita. Menegakkan Khilafah dan membela Palestina adalah kewajiban dalam Islam. Melaksanakannya dengan ikhlas akan menjadi bekal akhirat. Menunda kewajiban ini tidak akan menunda Kiamat, tetapi justru akan merugikan diri sendiri di Hari Akhir.

Pengaruh Kuat Iman pada Hari Kiamat

Keyakinan yang mendalam pada Hari Kiamat memiliki dampak besar dalam hidup kita:

Mengerem dari Maksiat: Ketika seseorang menyadari bahwa setiap perbuatan, baik dan buruk, akan dipertanggungjawabkan di akhirat, ia akan lebih berhati-hati dalam bertindak dan menahan diri dari hawa nafsu yang menjerumuskan.

Mendorong Ketaatan: Iman pada Hari Kiamat akan memotivasi kita untuk memperbanyak amal kebaikan sebagai bekal untuk kehidupan kekal abadi. Ini mencakup menjaga hati, sikap, perbuatan, dan perkataan.

Rasulullah SAW bersabda:

«مَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرَاً أَو لِيَصْمُتْ»

Artinya: "Siapa saja yang mengimani Allah dan Hari Akhir, maka berkatalah yang baik atau diamlah" (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Hadis ini mengajarkan kita untuk berpikir sebelum berbicara, memastikan perkataan kita baik, bermanfaat, dan diridai Allah. Seperti Imam An-Nawawi yang tetap berani menyampaikan kebenaran kepada penguasa, meskipun diancam, karena yakin itu adalah kewajiban dan risikonya adalah kebaikan di sisi Allah.

Singkatnya, iman pada Hari Kiamat memberikan kita tujuan hidup yang jelas dan berorientasi jangka panjang menuju akhirat. Ini membantu kita membuat pilihan hidup yang bijak, mempertimbangkan konsekuensi di dunia dan akhirat, dan mempersiapkan diri untuk kehidupan abadi.

Mari terus kokohkan iman kita pada Hari Kiamat, terlepas dari bulan Ramadan. Dengan keyakinan yang kuat, semangat membaca, mengkaji, mengamalkan, dan memperjuangkan Al-Quran akan terus membara dalam diri kita. Wallaahu a’lam.

Tidak ada komentar untuk "Mengimani Hari Kiamat"