Tafsir Surat Ar-Rum Ayat 41: Mengapa Kerusakan Terjadi di Muka Bumi

KH. Rohmat S Labib membahas tafsir mendalam mengenai Surat Ar-Rum Ayat 41. Ayat ini menjelaskan mengapa kerusakan terjadi di muka bumi dan bagaimana Islam memandang berbagai bencana yang menimpa manusia sebagai hasil dari perbuatan mereka sendiri.

Teks Surat Ar-Rum Ayat 41 dan Terjemahannya

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Terjemahan:

"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."

Penjelasan dan Tafsir Surat Ar-Rum Ayat 41

KH. Rohmat S Labib menguraikan ayat ini secara terperinci dengan menjelaskan makna setiap kata dan konteks lebih luas dari ayat tersebut. Berikut poin-poin penting dalam tafsir ini:

Makna Kata "Zhahara" (ظَهَرَ)

Kata ظَهَرَ (zhahara) berarti tampak atau muncul secara nyata. Dalam ayat ini, "zhahara" menunjukkan bahwa kerusakan sudah terlihat jelas, menyebar luas, dan terjadi di berbagai tempat di bumi dan laut.

Makna "Fasad" (الْفَسَادُ)

Fasad berarti kerusakan, penyimpangan dari keadaan normal. Kerusakan ini meliputi:

  • Kerusakan fisik: Bencana alam seperti kekeringan, banjir, kebakaran, dan gempa bumi yang dipengaruhi oleh perbuatan manusia.
  • Kerusakan moral: Dosa-dosa seperti riba, zina, kesyirikan, yang menghancurkan tatanan sosial dan moral masyarakat.

Makna "Fil Barri Wal Bahri" (فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ)

Kerusakan ini terjadi di darat dan di laut. Istilah "darat" mencakup wilayah tempat tinggal manusia, sedangkan "laut" mencakup wilayah perairan, pelayaran, dan perdagangan. Kerusakan ini mencakup seluruh dunia, baik secara fisik maupun moral.

Sebab Kerusakan: "Bimaa Kasabat Aydi An-Nas" (بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ)

Kerusakan ini terjadi karena perbuatan tangan manusia. Dosa dan kemaksiatan manusia, baik secara pribadi maupun kolektif, menjadi penyebab utama bencana yang mereka alami. Tindakan seperti deforestasi, polusi, dan eksploitasi alam secara berlebihan juga berkontribusi besar terhadap munculnya berbagai bencana.

Tujuan Peringatan: "Liyudziqohum Ba'dha Alladzi 'Amilu" (لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا)

Allah memberikan peringatan kepada manusia dengan membiarkan mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka. Hukuman ini hanyalah sebagian kecil dari hukuman yang lebih besar yang menanti di akhirat, sebagai bentuk kasih sayang agar manusia kembali ke jalan yang benar.

Harapan Kembali: "La'allahum Yarji'un" (لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ)

Tujuan utama peringatan ini adalah agar manusia kembali kepada Allah, bertobat dari dosa-dosa mereka, dan memperbaiki perilaku. Bencana adalah cara Allah mengingatkan manusia agar mereka sadar dan memperbaiki diri.

Tafsir Al-Quran dan Pendapat Para Ulama

Tafsir Qatadah dan Suddi: Makna Fasad

Beberapa ulama seperti Qatadah dan Suddi memaknai fasad sebagai kesyirikan, yang merupakan bentuk kerusakan terbesar. Kesyirikan merusak akidah seseorang, yang kemudian mempengaruhi seluruh tindakannya dan menyebabkan kerusakan lainnya.

Tafsir Ibnu Katsir

Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir menyebutkan bahwa kerusakan di darat dan laut terjadi karena dosa-dosa besar yang dilakukan oleh manusia. Manusia melanggar aturan-aturan Allah, yang berakibat pada kehancuran tatanan alam dan kehidupan.

Tafsir Jalalain

Tafsir Jalalain juga menegaskan bahwa kerusakan ini mencakup segala bentuk penyimpangan dari ketentuan Allah. Kerusakan fisik seperti bencana alam, serta ketidakadilan, kemaksiatan, dan ketidaktakwaan, semuanya termasuk dalam kategori kerusakan ini.

Contoh-Contoh Kerusakan dalam Kehidupan Nyata

KH. Rohmat S Labib memberikan beberapa contoh nyata dari kerusakan yang terjadi akibat perbuatan manusia:

  • Kerusakan Lingkungan: Deforestasi yang menyebabkan banjir, tanah longsor, dan perubahan iklim adalah hasil dari eksploitasi alam oleh manusia.
  • Kerusakan Sosial: Korupsi, ketidakadilan, penindasan, riba, dan zina adalah bentuk kemaksiatan yang merusak tatanan sosial dan moral masyarakat.

Solusi Islam terhadap Kerusakan

Menurut KH. Rohmat S Labib, solusi dari semua bentuk kerusakan ini adalah dengan kembali kepada syariat Allah secara menyeluruh. Penerapan hukum-hukum Islam (syariat) secara total akan menghentikan kerusakan di bumi dan mengembalikan keseimbangan alam serta masyarakat. Keadilan yang ditegakkan melalui hukum Islam akan membawa keberkahan di dunia dan keselamatan di akhirat.

Islam memberikan panduan lengkap untuk menyelesaikan masalah-masalah manusia, baik spiritual, sosial, maupun ekonomi. Hanya dengan mengikuti petunjuk Allah, manusia dapat hidup damai dan sejahtera.

Kesimpulan

Surat Ar-Rum Ayat 41 menegaskan bahwa kerusakan yang terjadi di muka bumi, baik di darat maupun di laut, adalah akibat dari perbuatan manusia. Allah menimpakan kerusakan ini sebagai peringatan agar manusia kembali ke jalan yang benar dan bertobat dari dosa-dosanya. Dengan kembali kepada syariat Allah, manusia dapat menghentikan kerusakan ini dan hidup dalam keberkahan serta kesejahteraan.


Tidak ada komentar untuk "Tafsir Surat Ar-Rum Ayat 41: Mengapa Kerusakan Terjadi di Muka Bumi"