Syahadatain Kunci Keselamatan Dunia Akhirat
Di zaman Nabi saw., kalangan masyarakat Arab memahami betul makna syahadatain ini. Terbukti dalam suatu peristiwa dimana Nabi saw. mengumpulkan para pemimpin Quraisy dari kalangan Bani Hasyim, Nabi saw. bersabda, “Wahai saudara-saudaraku, maukah kalian aku beri satu kalimat, dimana dengan kalimat itu kalian akan dapat menguasai seluruh jazirah Arab?”
Kemudian Abu Jahal menjawab, “Jangankan satu kalimat, sepuluh kalimat berikan kepadaku.” Kemudian Nabi saw. bersabda, “Ucapkanlah laa ilaha illa Allah dan Muhammad Rasulullah.” Abu Jahal pun menjawab, “Kalau itu yang engkau minta, berarti engkau mengumandangkan peperangan dengan semua orang Arab dan bukan Arab.”
Abu Jahal mengerti sekali makna dan konsekuensi kalimat syahadat. Kalimat yang akan meruntuhkan tuhan-tuhan palsu, penguasa-penguasa diktator, dan peradaban-peradaban tak beradab. Dimana Abu Jahal bagian dari semua itu.
Memahami Syahadatain: Konsep Ketuhanan dan Risalah
Hal yang mendasar bagi manusia adalah memahami siapa Tuhan yang layak disembah dan siapa yang layak menjadi panutan yang membimbing kehidupan sesuai dengan jalan Tuhannya. Di antara manusia ada yang menyembah berbagai Tuhan (politeisme), berbentuk benda keramat, arwah, jin, benda langit, malaikat, manusia, hewan, patung yang dianggap simbol dewa, dan sebagainya. Namun pada hakikatnya mereka menyembah makhluk yang justru lebih rendah dari manusia sendiri.
Di antara mereka mengakui adanya pencipta apapun tuhannya, namun Tuhan itu tidak terlibat dalam kehidupan manusia (Sekularisme). Ada juga yang berkesimpulan bahwa alam semesta, manusia dan kehidupan ini berdiri sendiri, tanpa penciptanya. Mereka tidak meyakini adanya Tuhan (Ateis). Allah Swt. berfirman:
Sesungguhnya semua yang ada di langit dan bumi, Allah ciptakan untuk mengabdi kepada manusia, dan manusia diciptakan untuk mengabdi kepada Allah sang Maha Pencipta. Allah Swt. berfirman:
Mereka yang tidak percaya ada Tuhan Pencipta, mereka yang meyakini bahwa alam semesta, manusia, dan kehidupan berdiri dengan sendiri secara alami, sama saja dengan memandang sebuah lukisan yang indah dan mahal tapi tidak meyakini bahwa lukisan itu ada pelukisnya. Sama dengan tidak percaya lukisan termahal 'Monalisa' ada pelukis hebat bernama Leonardo Da Vinci, atau lukisan 'Manusia Bertopeng' tidak percaya Affandi sebagai pelukisnya.
Islam Menjawab dengan Syahadatain
Islam menjawab permasalahan yang mendasar di atas dengan konsep syahadatain, yaitu syahadat tauhid (monoteisme) dan syahadat risalah. Bahwa di balik alam semesta, manusia, dan kehidupan ada Allah Swt. sebagai Maha Pencipta (khaliq) yang menciptakan segala sesuatu. Dunia ini adalah kehidupan sementara, dan manusia akan kembali kepada-Nya di akhirat. Dalam kehidupan manusia di dunia, Allah menurunkan wahyu melalui rasul-rasul-Nya sebagai petunjuk hidup. Selanjutnya, manusia akan dihisab oleh Allah atas perbuatannya, apakah sesuai dengan aturan-Nya atau tidak.
Inilah substansi dari syahadatain. Syahadat pertama disebut syahadah uluhiyah (ketuhanan) atau tauhid, yaitu persaksian atas keyakinan bahwa Allah Swt yang menciptakan dan mengatur semua alam semata. Maka, tidak ada Tuhan yang layak disembah kecuali Allah Swt.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ
Syahadat kedua adalah syahadat risalah, yaitu persaksian atas keyakinan bahwa ada seorang manusia terpilih bernama Muhammad Saw, yang menerima risalah wahyu dari Allah Swt. untuk disampaikan kepada umat manusia sebagai petunjuk hidup.
وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًۭا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
Dengan syahadat ini, peradaban luhur dan mulia akan terwujud dalam seluruh aspek kehidupan. Syahadat ini pula yang akan mengantarkan kebahagiaan di akhirat.
Tidak ada komentar untuk "Syahadatain Kunci Keselamatan Dunia Akhirat"
Posting Komentar